TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN–Provinsi Sumatera Utara sangat kental dengan nuansa keberagamannya.
Bisa dibilang, Sumatera Utara ini adalah miniatur Indonesia.
Di wilayah ini, beragam orang dari berbagai suku, agama dan ras hidup dalam bingkai kebhinekaan, termasuk masyarakat dari suku Tionghoa.
Baca juga: Jejak Muslim India di Kota Medan, Menjadi Buruh Perkebunan Hingga Menyebarkan Syiar Islam
Di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, ada satu perhimpunan warga Tionghoa muslim yang cukup aktif dalam berkegiatan.
Perhimpunan itu dikenal dengan Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumatera Utara.
Adapun sekretariat pengurus PITI Sumut beralamat di Jalan Malaka, No.75, Simpang Madong Lubis, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan.
Baca juga: Masjid Al Hadhonah Balige yang Dibangun Warga Non Muslim Secara Gotongroyong
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PITI Sumut Rudy Wijaya mengatakan, kehadiran PITI ini awalnya untuk menjalin silaturahmi, sekaligus mendalami ajaran Islam.
“PITI menjadi wadah kami menjalin silaturahmi. Karena, sesama umat muslim kan harus saling silaturahmi,”
Kemudian, PITI ini juga tempat kita saling belajar syiar dan ilmu agama Islam dan belajar membaca Al Quran,” kata Rudy Wijaya, Selasa (27/4/2021).
Dia menjelaskan, sebelum PITI ini lahir tahun 2000-an, masyarakat muslim Tionghoa tergabung dalam Himpunan Pengajian Pembaharuan Indonesia Tionghoa Muslim (HPP INTIM).
Organisasi ini berdiri tahun 1980-an, dan sekretariartnya ada di Jalan Mahkama, Kota Medan.
“HPP INTIM ini diprakarsai oleh Ibu Hj Maymunah. Karena dahulu HPP INTIM hanya sebatas sebagai komunitas Tionghoa, sekarang organisasinya lebih dikembangkan lagi menjadi PITI,” kata Rudi Wijaya.
Kehadiran PITI di Sumut, sambungnya, tak terlepas dari jasa Hj Maymunah tadi.
Di awal tahun 2000-an, PITI Sumut mulai aktif berkegiatan hingga saat ini.
Adapun kegiatan utama mereka yakni bakti sosial.
Kegiatan rutin yang sampai hari ini masih berjalan itu membagikan makanan tiap hari Jumat.
Kemudian, berbagi makanan di bulan Ramadan seperti sekarang ini.
“Untuk kegiatan bulanan kami sering adakan pengajuian dan wirid dari rumah ke rumah anggota PITI di Sumatera Utara,” katanya.
Biasanya, sambung Rudy, kegiatan digilir dari satu daerah ke daerah lain.
“Misalnya saat ini kita pengajian di Asahan, nanti bulan depan di Tebingtinggi, Deliserdang, Binjai dan kota lainnya,” kata Rudy.
Tidak hanya rutin penganjian, mereka juga kerap mendampingi saudara-saudara Tionghoa yang baru saja masuk Islam, atau mualaf.
Dengan begitu, saudara mualaf tadi dapat lebih mengendal Islam lewat persaudaraan Tionghoa ini.
“Jadi kami di PITI ini juga mengajari orang-orang dari etnis Tionghoa yang ingin masuk ke dalam agama Islam,”
“Bahkan, kita di PITI mengajari tentang pindah agama Islam bukan semata-mata untuk karena ingin menikah,”
“Namun, di PITI Sumut, kita ajarkan terlebih dahulu soal Islam bagi mereka yang ingin menjadi mualaf,” katanya.
Intinya, lanjut Rudy, PITI ini berdiri untuk saling membantu umat muslim di Sumut, terutama umat muslim Tionghoa.(cr22/tribun-medan.com)