Jakarta –
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan rapat virtual bersama sejumlah ormas islam berkaitan dengan pelaksanaan Ramadan dan Lebaran. Dia optimistis Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa menjadi momentum menekan angka COVID-19 dan meningkatkan ekonomi.
“Tentunya, jika aturan ibadah Ramadan dan pelaksanaan mudik dipersiapkan dengan baik,” kata Menko PMK seperti dalam keterangannya, Senin (28/3/2022).
Muhadjir lantas berbicara terkait mudik lebaran yang kini sudah diperbolehkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia pun meyakini akan terjadi peningkatan pemudik setelah kebijakan penghapusan aturan tes antigen/PCR dalam bepergian.
“Kalau ada kemudahan lain, misal ada mudik bersama, nah peluangnya mendekati 100 juta (pemudik). Maka dari itu, jika kita betul-betul menyiapkan ibadah Ramadan dengan baik, otomatis kelambatan ekonomi kemarin akan bisa ditebus pada masa Lebaran ini,” ucapnya.
Muhadjir lalu mengingatkan pemerintah telah mengatur terkait kegiatan dan kapasitas ibadah selama Ramadan yang tertuang dalam SE Menag No 4 Tahun 2022 dan Imendagri No 8 Tahun 2022, serta pengaturan pergerakan masyarakat dalam SE Menhub No 21 Tahun 2022. Dia meminta semua pihak memperhatikan aturan tersebut.
“Kegiatan tarawih, buka puasa, takbiran menyesuaikan ketentuan kapasitas tempat ibadah, yakni PPKM level 3 maksimal 50%, PPKM level 2 maksimal 75% dan PPKM level 1 maksimal 75%. Sementara untuk pelaku perjalanan dalam negeri yang telah mendapatkan vaksin kedua atau ketiga (booster), tidak perlu menunjukkan hasil swab antigen dan PCR,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan dalam pelaksanaan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1443 H/2022 M, tokoh agama memiliki peran yang sangat penting pada masa pandemi COVID-19. Khususnya, kata dia, dalam menangkal memberi pemahaman dan menangkal informasi-informasi hoaks kepada umat terkait COVID-19.
“Tidak lain dan tidak bukan karena peran besar tokoh kiai dan tokoh agama yang secara pasif dan aktif, baik dari sisi sosialisasi prokes, testing, maupun PCR, dan dari sisi keterlibatan pada saat kita mengalami puncak pandemi tahun lalu. Saya pikir tidak ada negara yang sehebat Indonesia dalam menghadapi COVID-19. Dengan keterlibatan tokoh agama begitu intens,” ungkapnya.
Moeldoko juga berharap para tokoh agama mampu menyosialisasikan beberapa hal terkait ketentuan di bulan Ramadan kepada para jamaah, agar kasus COVID-19 dapat terus menurun.
“Kami meminta bantuan para tokoh agama agar setelah hari raya semoga tidak ada penambahan COVID-19. Dan semoga pandemi COVID-19 bisa segera berakhir menjadi endemi,” imbuhnya.
Rapat virtual dan sosialisasi tersebut, dihadiri oleh Kepala Kantor Sekretaris Presiden (KSP) Moeldoko, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Ketua Tanfidziyah PBNU Ahmad Fahrurozi, Ketum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Adian Husaini, Ketum PB Mathla’ul Anwar Embay Mulya Syarief, Ketum Persatuan Islam (Persis) Aceng Zakaria,Ketum PB al Jam’iyatul Washliyah Masyhuril Khamis, Ketum PB Nahdlatul Wathan (NW) TGKH Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Ketum PB NW Diniyah Islamiyah TGH Nahmul Ahyar, Ketum Persatuan Muslim Tionghoa Indonesia (PITI) Denny Sanusi, Ketum PP Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Kusyaeri Suhail. Selain itu, hadir juga Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni, dan Sekjen PP Bakomubin As Adwijaya, serta perwakilan MUI, PUI dan ICMI
(maa/jbr)