Bandung –
Charles Prosper (C.P.) Wolff Schoemaker merupakan salah satu arsitek Belanda yang berjasa memberikan wajah modern bagi Kota Bandung pada periode 1920-1930-an. Pria kelahiran Banyubiru, 1882 itu berjasa dalam membuat master plan Kota Bandung kuno dan diangkat menjadi profesor di Technische Hogeschool Bandoeng (sekarang ITB).
Jejak Schoemaker bisa disaksikan dari karya-karyanya seperti Masjid Cipaganti, Villa Isola, Gedung Merdeka, Hotel Preanger, Pendopo Wali Kota dan bangunan lainnya yang kini telah menjadi landmark cagar budaya di Kota Kembang.
C.J Van Dullemen dalam bukunya yang berjudul Arsitektur Tropis Modern Karya dan Biografi C.P. Wolff Schoemaker, menulis bahwa Schoemaker menjadi seorang mualaf pada tahun 1915. Ketertarikan Schoemaker memeluk agama Islam karena kedekatannya dengan Mohamad Natsir, yang kelak menjadi tokoh Masyumi.
Foto: Perbaikan makam C.P Wolff Schoemaker (Yudha Maulana/detikcom).
|
Walau pada versi yang lain, disebut jika Schoemaker menikah karena mempersunting seorang wanita muslim. Tetapi pernyataan itu diragukan, dalam bukunya Dullemen menyebut Schoemaker menikah sebanyak lima kali, empat wanita merupakan seorang Belanda dan satu orang merupakan warga Tionghoa.
Dalam pengantarnya pada buku Cultuur Islam yang ditulis Natsir pada 1937, Schoemaker memberikan sanjungan pada Islam yang disebutnya sebagai pendorong peradaban ilmiah di Eropa pada abad pertengahan.
Schoemaker mendapatkan nama muslim Kemal. Keputusan itu menumbuhkan rasa hormat dari para pelajar Indonesia, tetapi sebaliknya bagi kalangan sesama Eropa ia malah mendapatkan cibiran.
Ia pernah menjadi dosen bagi Soekarno ketika berkuliah di Tecchnische Hogeschool Bandoeng. Pegiat sejarah dari Lokra Gatot Gunawan menyebut, berawal dari hubungan itu Schoemaker memiliki hubungan emosional yang baik dengan Soekarno hingga akhir hayatnya.
“Schoemaker merupakan salah satu tokoh yang turut membentuk karakter Soekarno, terutama dari humanismenya,” ujar Gatot saat ditemui, Kamis (20/5/2021).
Pada 22 Mei 1949 Schoemaker wafat karena sakit. Ia dimakamkan di TPU Kristen Pandu Bandung. Lokasi makamnya berada di antara pemakaman yang padat dan saling berhimpitan. Tak diketahui apakah Schoemaker masih memeluk Islam hingga tutup usia, pasalnya ia dimakamkan secara Katolik.
Foto: Makam C.P Wolff Schoemaker (Yudha Maulana/detikcom).
|
“Dari informasi yang didapat, Schoemaker dimakamkan secara Kristen atas permintaan keluarganya,” kata Gatot.
Gatot merasa prihatin dengan kondisi makam Schoemaker yang mulai ditumbuhi rerumputan liar. Oleh karena itu ia dan rekan-rekannya di Lokra merenovasi makam tersebut. Renovasi dilakukan dengan mengecor dan mengecat makam tersebut, biayanya pun berasal dari swadaya.
“Sebab pernah ada keluarga dari Schoemaker yang mencari makam beliau, tetapi sulit karena berada di antara pemakaman ini. Kemudian mereka menghubungi PAF (Perhimpunan Amatir Foto dan diantar ke makam ini, karena beliau adalah salah seorang pendiri PAF juga,” ujar Gatot.
(yum/mso)