Umat Islam berbuka puasa di Masjid Muhammad Cheng Ho, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/4/2021). Masjid yang didirikan atas prakarsa Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan tokoh serta komunitas masyarakat muslim Tionghoa tersebut membagikan makanan untuk buka puasa sebanyak 200 bungkus kurma dan nasi setiap hari dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Antara Jatim/Moch Asim/zk Sejarah membentuk jejak yang tertinggal dalam beragam kisah. Perjalanan menaklukan samudra dan menemukan kesejukan jiwa dengan labuhan keimanan. Muhammad Cheng Ho membuktikan itu dengan kisah epiknya yang tak termakan zaman.  Jejaknya itu tergambar jelas pada Masjid Muhammad Cheng Ho yang berada di Jalan Gading No. 2, Kota Surabaya. Di sini, bisa menjadi ruang kontemplasi untuk belajar sejarah panjang tentang keimanan dan kebudayaan.  Masjid yang memliki arsitektur perpaduan budaya Arab, dan China ini selalu  menarik untuk dikunjungi warga Kota Surabaya. Terutama bagi mereka yang ingin mendalami kajian sejarah dan nilai perjuangan. Suasana di Masjid Cheng Ho, Surabaya. (Foto: Aan Haryono)  Di tiap sudut bangunan ini memiliki filosofi, misalnya pada bagian atas bangunan yang bertingkat tiga bentuknya segi delapan dan menyerupai pagoda dalam kepercayaan China berarti keberuntungan.  Ukuran bangunan 11 x 9 meter juga memiliki filosofi angka 11 mengikuti ukuran awal Kakbah yang dibangun Nabi Ibrahim dan angka 9 berasal dari Wali Songo yang mempengaruhi penyebaran Islam di Nusantara.  Tak heran, masjid ini selalu menjadi jujukan warga yang ingin beribadah sekaligus belajar tentang sejarah. Kisah perjuangan sampai hakikat patriot yang tak pernah menyerah tegambar jelas di dinding-dinding masjid.
.